Minggu, 11 November 2012

Efisiensi Energi Gedung


Seiring dengan pertumbuhan ekonomi serta bertambahnya jumlah pertumbuhan gedung-gedung di indonesia, penerapan efisiensi energi-nya harus disesuaikan dengan Standar Nasional Indonesia. Pada umumnya, gedung di negara tropis seperti indonesia paling banyak menggunakan energi untuk sistem tata udara di kisaran 40-70%, sistem tata cahaya 10-20%, elevator dan eskalator 2-7%, dan alat-alat elektronik kantor 2-10%. Gedung yang boros energi tidak hanya mahal biaya operasionalnya namun juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan. 

Gedung yang dikategorikan boros energi adalah perkantoran, pusat perbelanjaan, perhotelan, dan lain-lainnya. Pemerintah sudah membuat peraturan perundang-undangan perihal energi dan konservasi energi yang harus diterapkan, yaitu UU No.30/2007 tentang Energi dan PP No.70/2009 tentang Konservasi Energi.

Beberapa langkah utama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi energi digedung adalah melalui :

Analisa masalah dan perbaikan untuk peningkatan performa
Dimulai dengan menganalisa dan indentifikasi secara keseluruhan masalah-masalah, tingkat kenyamanan dan produktivitas lalu memperbaikinya. Peningkatan performa dapat difokuskan dengan perbaikan sistem dalam gedung (khususnya tata udara dan tata cahaya), metode operasional dan pemeliharaan peralatan yang teratur dan sesuai prosedur.

Retrofitting
Yaitu proses merombak ulang seluruh atau sebagian dari bangunan, untuk memaksimalkan performa gedung. Prosesnya dimulai dari menganalisa kondisi gedung, dilanjutkan dengan implementasi solusi-solusi yang didapat untuk meningkatkan performanya. Retrofitting diimpelentasikan dari ilmu-lmu yang berbeda seperti arsitektur, desain interior, mekanikal elektrikal, dan keahlian lainnya. Dari segi arsitektur dan struktur gedung agar dibuatkan lebih efisien untuk memanfaatkan cahaya alami. Dari segi mekanikal elektrikal, memanfaatkan teknologi seperti pemakaian lampu hemat energi seperti LED (light emitting diode), peralatan stabilitasi tegangan, pemakaian softstarter untuk motor-motor listrik, penggunaan timer dan sensor untuk konsistensi pemakaian listrik agar lebih efisien. Yang paling penting upaya untuk efisiensi energi, jangan sampai mengurangi tingkat kenyamanan pengguna gedung.

Pemakaian peralatan yang hemat energi
Proses ini mungkin cukup memakan biaya, karena peralatan yang hemat energi harganya cukup mahal. Akan tetapi harus dipertimbangkan adalah investasi jangka panjang untuk penghematan biaya pemakaian listrik.

Perawatan peralatan mekanikal elektrikal gedung
Perawatan yang teratur dan sesuai prosedur yang dibuat, sangat mempengaruhi tingkat efisiensi peralatan tersebut. Seperti pompa-pompa, peralatan tata udara, dan panel-panel listrik. Dapat dikatakan performa peralatan gedung tersebut dapat terjaga secara optimal dan dapat digunakan untuk jangka waktu lama.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan efisiensi energi gedung, dan yang paling penting dari efisiensi energi tersebut adalah perilaku pemakainya. Contohnya, sering kali kita mengabaikan bahkan lupa untuk mematikan komputer dan lampu ruangan tempat kerja saat akan ditinggalkan pulang. Semua kembali lagi kepada kita, emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan tercipta dari teknologi penunjang peradaban manusia yang semakin hari terus berkembang seperti teknologi  yang kita nikmati sekarang. Mulailah dari sekarang untuk mematikan peralatan listrik ditempat kerja dan dirumah anda saat tidak lagi digunakan.

Photo Credit by : adivlado

Tidak ada komentar: